Rabu, 01 Agustus 2012

Install Dhcp Di Ubuntu Sever

Cara Install DHCP Server pada Ubuntu

Sebelumnya disini diasumsikan bahwa dhcp server yang akan dibuat :
* Menggunakan interface eth0
* Range IP Addres nya : 192.168.0.100 to 192.168.0.200
* Subnet Mask: 255.255.255.0
* DNS Servers: 202.188.0.133, 202.188.1.5
* Domains: tm.net.my
* Gateway Address: 192.168.0.1

Oke, sekarang langsung aja kita mulai!
BismillahirahmanirRahim,
* Pertama-tama install terlebih dahulu dhcp3-server melalui synaptic atau melalui command prompt dengan cara :
sudo apt-get install dhcp3-server
* Lalu kita akan melakukan perubahan pada file tersebut dengan menggunakan gedit, Tetapi sebelum di edit terlebih dahulu backup dulu file aslinya agar kalau rusak bisa dikembalikan ke default
sudo cp /etc/default/dhcp3-server /etc/default/dhcp3-server_backup
gksudo gedit /etc/default/dhcp3-server

* Selanjutnya temukan baris di bawah ini :
INTERFACES=””
lalu ganti baris di atas menjadi seperi baris di bawah ini :
INTERFACES=”eth0″
* Simpanlah file tersebut
* Selanjutnya kita akan melakukan perubahan pada file konfigurasinya, tetapi sebelumnya sperti di atas backup dahulu file tersebut
sudo cp /etc/dhcp3/dhcpd.conf /etc/dhcp3/dhcpd.conf_backup
gksudo gedit /etc/dhcp3/dhcpd.conf

* Temukan baris – baris di bawah ini
# option definitions common to all supported networks…
option domain-name “example.org”;
option domain-name-servers ns1.example.org, ns2.example.org;

default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;

lalu ganti baris-baris di atas menjadi seperi baris di bawah ini :
# option definitions common to all supported networks…
#option domain-name “example.org”;
#option domain-name-servers ns1.example.org, ns2.example.org;

#default-lease-time 600;
#max-lease-time 7200;

* Temukan lagi baris di bawah ini :
# A slightly different configuration for an internal subnet.
#subnet 10.5.5.0 netmask 255.255.255.224 {
# range 10.5.5.26 10.5.5.30;
# option domain-name-servers ns1.internal.example.org;
# option domain-name “internal.example.org”;
# option routers 10.5.5.1;
# option broadcast-address 10.5.5.31;
# default-lease-time 600;
# max-lease-time 7200;
#}

dan ganti baris di atas menjadi seperi baris di bawah ini :
# A slightly different configuration for an internal subnet.
subnet 192.168.0.0 netmask 255.255.255.0 {
range 192.168.0.100 192.168.0.200;
option domain-name-servers 202.188.0.133, 202.188.1.5;
option domain-name “tm.net.my”;
option routers 192.168.0.1;
option broadcast-address 192.168.0.255;
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
}

* Simpan file yang telah diedit tersebut!
* Sekarang restart dhcp server dengan mengetikan perintah di bawah ini:
sudo /etc/init.d/dhcp3-server restart
Setelah kita berhasil melakukan semua hal di atas maka kita telah selesai membuat sebuah DHCP Server pada Ubuntu Feisty. Karena tulisan ini masih menggunakan versi Feisty maka anda silahkan menyesuaikan jika menggukan versi ubuntu terbaru.

Langkah-langkah IP Static Di Ubuntu Server

Hellow sahabat, kali ini saya akan membagi materi lanjutan dari hasil belajar saya yang materinya Instalasi Ubuntu Server 10.10. Agar Ubuntu Server 10.10 bisa melakukan koneksi ke jaringan, baik itu jaringan lokal maupun internet, maka langkah awal yang dilakukan adalah melakukan konfigrasi alamat IP. Untuk mengkonfigurasi alamat IP langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
  • Masuklah menggunakan username dan password yang telah diatur pada langkah sebelumnya. Pada artikel ini userame yang saya gunakan adalah Berliana dan password saya juga Berliana Untuk password tidak akan terlihat pada saat diketikkan karena alasan keamanan. Tekan tombol Enter jika sudah yakin memasukkan username dan password dengan benar.
  • Setelah berhasil masuk akan diperlihatkan kapan pengguna adamkurniawan terakhir login. Pada baris paling bawah terlihat tulisan Berliana@server01:~$, ini berarti pengguna dengan id adamkurniawan masih berstatus sebagai pengguna biasa dan belum bisa melakukan pengaturan. Agar bisa melakukan pengaturan, pengguna harus masuk sebagai mode root atau mode tertinggi dalam sistem (administrator) dengan mengetikkan perintah sudo su, maka akan akan muncul tulisan [sudo] password for Berlana: itu berarti sistem meminta password agar pengguna dengan id adamkurniawan bisa masuk sebagai mode root. Password yang digunakan untuk mode root ini adalah password yang sama yang digunakan untuk login pada awal tadi. Masukkan password-nya dan tekan Enter. Jika password yang dimasukkan benar, maka akan muncul tulisan root@server01:/home/Berliana#, ini berarti pengguna dengan id adamkurniawan sudah masuk sebagai mode root dan sudah bisa melakukan konfigurasi.
  • Sebelum melakukan konfigurasi pada alamat IP, cek terlebih dahulu apa nama kartu jaringan (ethernet) yang tersedia yang bisa digunakan dengan mengetikkan: # ifconfig –a | more. Penamaan kartu jaringan pada sistem Linux diawali dengan eth lalu diikuti dengan nomor kartu jaringannya yang dimulai dengan 0, misal eth0, eth1, eth2, dan seterusnya. Karena pada artikel ini saya menggunakan dua buah kartu jaringan maka setelah diketikkan # ifonfig –a | more, didapati bahwa nama kartu jaringan yang saya miliki pada sistem linux dikenal dengan nama eth0 dan eth1.
  • ketikkan perintah # nano /etc/network/interfacesuntuk mulai melakukan konfigurasi alamat IP Ubuntu Server 10.10. Pada baris paling akhir ketikkan skrip berikut: auto eth0 iface eth0 inet static
    address 192.168.6.200
    netmask 255.255.255.0
    gateway 192.168.6.254
    Skrip diatas adalah skrip yang digunakan untuk melakukan pengaturan kartu jaringan pertama (eth0) yang akan dihubungkan ke internet. Alamat IP yang saya berikan harus satu segmen dengan jaringan yang ada di atas Ubuntu Server 10.10 yang saya gunakan dan gateway dari kartu jaringan pertama juga harus merupakan alamat IP dari perangkat yang bertindak sebagai gerbang dari Ubuntu Server 10.10 yang saya gunakan ke internet. Sedangkan untuk pengaturan kartu jaringan kedua yang akan digunakan sebagai interface ke jaringan lokal adalah sebagai berikut:
    auto eth1
    iface eth1 inet static
    address 10.10.1.254
    netmask 255.255.255.0
    Jika telah selesai tekan tombol Ctrl + O untuk menyimpan konfigurasi yang telah dilakukan, berikan nama berkas konfigurasi yang baru saja dibuat, pada artikel ini saya tidak memberikan nama baru, jadi saya langsung saja menekan tombol Enter. Kemudia tekan tombol Ctrl + X untuk keluar. Restart kartu jaringan menggunakan perintah # /etc/init.d/networking restart agar konfigurasi yang baru saja dilakukan bisa terbaca oleh sistem.
  • Pada umumnya, jika kartu jaringan belum pernah dikonfigurasi menggunakan Ubuntu Server 10.10 atau Ubuntu Server 10.10 yang digunakan masih baru diinstal (fresh install), kartu jaringan yang tertanam di komputer sudah terbaca namun belum aktif. Untuk melihat apakah kartu jaringan sudah aktif atau belum, ketikkan perintah # ifconfig. Pada artikel ini, kartu jaringan yang saya gunakan belum aktif.
  • Untuk mengaktifkannya ketikkan perintah # ifconfig eth0 up (mengaktifkan kartu jaringan pertama) dan # ifconfig eth1 up (mengaktifkan kartu jaringan kedua). Setelah itu restart kembali kartu jaringan menggunaka # /etc/init.d/networking restart. Jika dilakukan pengecekan kembali menggunakan perintah # ifconfig, maka akan bisa dilihat bahwa kartu jaringan sudah aktif dan sudah memiliki alamat IP sesuai dengan yang sudah di konfigurasi.
  • Langkah selanjutnya adalah memberikan DNS (Domain Name System). DNS digunakan sebagai penerjemah dari nama domain ke alamat IP, dan sebaliknya, yaitu dari alamat IP ke nama domain. Jadi apabila pengguna mengetikkan google.com di web browser, maka itu berarti pengguna memanggil alamat IP dari google.com yaitu 74.125.71.103. Untuk mengatur DNS di Ubuntu Server 10.10 pengguna harus membuat sebuah berkas baru bernama resolv.conf yang diletakkan di direktori /etc dengan mengetikkan # touch /etc/resolv.conf, namun sebelumnya pengguna harus masuk ke dalam mode root. Setelah berhasil membuatnya, selanjutnya adalah mengisi berkas resolve.conf tersebut dengan alamat IP yang bisa menerjemahkan nama domain ke alamat IP dan sebaliknya, dengan cara mengetikkan perintah # nano /etc/resolv.conf. Kemudian ketikkan nameserver dan diikuti dengan alamat IPyang bisa digunakan sebagai DNS, pada artikel ini saya menggunakan 2 buah DNS, yaitu 192.168.4.254 yang merupakan alamat IP gateway Ubuntu Server 10.10 dan 8.8.8.8 yang merupakan alamat penyedia DNS yang dibuat oleh Google. Jadi penulisannya adalah sebagai berikut: nameserver 192.168.4.254
    nameserver 8.8.8.8
    Simpan dengan menekan Ctrl + O, tekan tombol Enter untuk replace nama yang lama dan tekan Ctrl + X untuk keluar. Lakukan kembali restart jaringan dengan mengetikkan # /etc/init.d/networking.
  • Tahap berikutnya adalah melakukan pengecekan apakah Ubuntu Server 10.10 sudah bisa melakukan koneksi ke internet dan apakah DNS sudah bekerja dengan baik. Cara melakukannya adalah dengan melakukan ping ke sebuah alamat domain. Pada artikel ini, saya melakukan pengecekan dengan melakukan ping ke domain yahoo.com. Perintah yang diketikkan adalah # ping yahoo.com. disini saya sudah mendapatkan balasan dari yahoo.com dan berarti Ubuntu Server 10.10 yang digunakan sebagai server sudah terkoneksi ke internet dengan baik, begitu juga dengan DNS-nya.
  • Selanjutnya, lakukan konfigurasi agar semua klien yang berada pada jaringan lokal bisa mengakses ke jaringan yang berada di jaringan luar (internet) atau melakukan NAT. Jika tidak dikonfigurasi maka paket-paket yang berasal dari kartu jaringan lokal (eth1) tidak akan bisa diteruskan ke kartu jaringan yang mengarah ke internet (eth0). Caranya adalah dengan mengetikkan perintah berikut ini: iptables –t nat –A POSTROUTING –o eth0 –j MASQUERADE, lalu tekan Enter. Jika ingin rule ini dijalankan pada saat komputer dinyalakan, maka ketikkanlah rule diatas pada file /etc/rc.local sebelum baris exit 0.

Struktur domain

Bagaimana struktur domain name?

Domain name terdiri atas sebuah struktur hierarkis, di mana level tertinggi disebut sebagai Top-Level Domains (TLDs). Saat ini, terdapat lebih dari 200 TLDs yang terdaftar di seluruh dunia. Jumlah ini akan terus bertambah sesuai perkembangan jaman. Namun di antara semua TLDs tersebut, terdapat tiga di antaranya yang paling populer, yaitu ".com", ".net", dan ".org".
Setiap TLDs harus terdaftar secara resmi di lembaga yang memiliki otoritas untuk masalah domain name, yaitu ICANN (Internet Corporation for Assigned Names and Numbers). Setiap negara memiliki TLDs yang berbeda-beda. Sebagai contoh, TLDs untuk Indonesia adalah co.id, Singapura: sg, dan sebagainya. Adapun com, net dan org berlaku internasional, jadi bisa dipakai oleh siapa saja di seluruh dunia.
Level kedua setelah TLDs adalah second level domains (SLDs). Salah satu contohnya adalah ajangkita.com, di mana ajangkita merupakan SLD. Contoh lainnya, yahoo.com, kompas.com, hotmail.com, dan sebagainya.
Level berikutnya adalah domain level ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya. Sebagai contoh adalah www.ajangkita.com, di mana www adalah domain level ketiga.
Domain level ketiga dan seterusnya dibuat oleh pemilik SLD, bukan oleh ICANN.